Sebagai manusia kita seringkali melalaikan kewajiban untuk selalu bersikap rendah hati atas karunia yang sudah Allah beri kepada kita baik itu berupa kebahagiaan ataupun kesedihan. Selama ini kita seringkali meninggikan ego kita tanpa kita sadari. Kita suka mengiyakan sesuatu janji yang belum kita jalani dan mudah memberikan analisa dengan mengedepankan insting "BISA". Kita lupa bahwa semua itu sumbernya adalah Allah SWT, Zat Yang Maha Sempurna.
Kalau kita sadari sebagai manusia yang tecipta dari unsur ruh dan tanah maka barulah kita sadar bahwa kesemuanya kembali kepada Sang Pencipta Manusia, yang menciptakan kata "BISA" karena disana ada kesempurnaan, ada Kenyataan dari yang tidak mungkin menjadi "MUNGKIN". Maka tepat sekali kalau kita selalu memberikan sesuatu harapan dengan tidak menduakan Sang Pencipta, dan lebih mulia kalau kita sambung dengan kata Bila Allah mengizinkan atau dengan ucapan " Insya Allah".
Manusia bisa berencana namun Tuhanlah yang menentukan. Itu sesuatu yang harus kita yakini sebagai seorang hamba yang beriman. Kita tidak bisa lepas dari ketergantungan kepada Allah SWT. Sebagaimana dalam firman Allah, " Berdoalah kepada-Ku niscaya aku akan mengabulkannya.." ( QS. : Al- Mu'Min : 60 ).
Perbanyaklah doa karena dengan doa kita bisa menjadi mulia. Limpahan Rahmat serta Kasih Sayang Allah senantiasa akan memenuhi ruas-ruas hidup kita. Mengalir melalui pembuluh darah unsur kimia ke celah dinding organ tubuh kita menjadi sebuah jiwa yang syukur, sabar dan ikhlas. Doa bisa kita kita lakukan kapan dan dimanapun. Ketika Sholat, Ketika Malam menjelang, Ketiak suasana hati sedang dirundung duka atau ketika dalam hati yang bahagia. Jangan malu untuk berdoa dan mohonlah apapun yang menjadi kendala hati. Asal jangan berprasangka buruk atas doa kita tidak terkabul karena Allah mengabulkan doa sesuai prasangka hamba-Nya. Selalu berbaik sangka kepada Allah dengan keyakinan seolah kita bertemu dengan Allah, Disanalah letak kelapangan hati terbentuk
Jadi apapun permasalahan yang kita hadapi akan lebih bijak kalau yang kita lakukan adalah mencari jalan keluar dan tidak mendoktrin siapa yang bersalah atau kenapa bisa seperti ini? " Sesungguhnya, Rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik." ( QS. Al A'Raf : 56 ).
Allah mencintai hamba nya yang baik, ikhlas dan pandai besyukur. Mari kita syukuri atas apa yang kita miliki saat ini, bersyukur atas iman, bersyukur atas rizki, bersyukur dengan memuji Allah sebagaimana ciptaan- Nya yang mengerti akan kekuasaan dan Kasih Sayang-Nya. Bersyukur adalah nikmat dan rasa fitrah yang hakiki dalam adzab kataatan sebagai salah satu makhluk ciptaan Allah SWT, adalah gelombang dasyat yang akan mendatangkan karunia serta nikmat yang berlimpah. Sebaliknya kekufuran atas nikmat yang telah Allah limpahkan dengan mengedepankan ego kita sebagai seorang hamba yang serba bisa tanpa sandaran vertikal kepada Sang Pencipta adalah suatu kekufuran. Kekufuran atas nikamat Allah tersebut adalah bentuk pendustaan mahluk kepada pemberian Allah SWT. Na'udzubillah.
Sebagai seorang mukmin kita wajib meluaskan rasa kepasrahan yang mendalam semata-mata kepada Allah SWT dan menyadari bahwa semua adalah kehendak-Nya.
Sebagaimana ujian-ujian yang datang mendera tak kunjung habis tetaplah bertawakal dalam penuh keikhlasan dan patrilah dalam hati dengan diiringi doa. Insya Allah dibalik ujian akan ada jalan keluar. Walaupun kita sering mendapat ujian selalu tetap berprasangka baik kepada_nya. Karena kita tidak tahu apa rencana Allah untuk kita nanti. Mudah-mudahan atas ujian ini ada celupan hikmah di hati sehingga kita bisa menapaki tangga takwa yang lebih tinggi. Istajib du'anaa .. Ya Robbi.... Amin.
Rahmat adalah milik-Nya. Kepada-Nya kita berharap dan memohon segala kebaikan hidup didunia dan akherat. Wallahu A'alam Bishowab.