24 Februari 2009

Bagaimana Islam memandang wanita?


Mengapa wanita sepertinya terpuruk (terutama muslimah)? Kaum feminis sering menjadikan muslimah sebagai suatu obyek penderita dalam tatanan masyarakat. Padahal Islam sangat memuliakan wanita, walaupun Islam lahir di jazirah Arab. Sebelum Islam datang, kedudukan wanita sangatlah terhina dan tidak punya nilai sama sekali. Mungkin jika wanita cukup pendidikan agama maupun ilmu pengetahuan lainnya, posisi minor wanita dapat direduksi.
Kata-kata pertama dari QS An Nisa ayat 1, “Hai manusia . . . “ merupakan suatu seruan untuk semua manusia, bukan hanya untuk orang beriman atau orang kafir saja. Jika kita memperhatikan isi QS An Nisa ayat 1, wanita dijadikan sebagai teman untuk Nabi Adam dalam awal penciptaan oleh Allah SWTagar tercipta keseimbangan dalam hidup. Dalam ayat tersebut di atas, Allah menciptakan wanita dan pria untuk berpasang-pasangan, dengan pemahaman arti kata zaujaha yaitu pasangan yang bermakna ‘pas’. Zaujaha merupakan kesatuan utuh karena dalam struktur kata terebut kita tidak menemukan kata feminin atau maskulinnya.
Dalam QS. Ar Ruum:21 Allah SWT menjelaskan wanita diciptakan untuk pria sebagai pasangannya yang pas dalam wadah pernikahan supaya pria menjadi tenang. Sunnah Rasulullah menganjurkan pernikahan dan melarang kerahiban. Pria wajib memuliakan wanita, karena wanita adalah amanah Allah SWT.
Selain itu, pria dilahirkan dari seorang wanita (QS Al Mukminun:11-14). Salah satu ciri-ciri orang yang paling bertakwa adalah yang paling memuliakan isterinya. Secara filosofis, wanita dan pria hidup berdampingan saling melengkapi dan mengisi agar tercipta keseimbangan.
Wanita adalah mutiara terpendam sehingga keindahannya dari ujung kaki sampai ujung rambut harus ditutupi, sebagaimana yang diperintahkan Allah SWT. Jika tidak, keindahan itu tidak saja menghancurkan kemuliaan dan martabatnya sebagai wanita, namun akan terjadi dekadensi moral dalam masyarakat.
Untuk menjadi wanita yang mulia sesuai dengan yang digariskan Islam, pendidikan wanita dimulai dari rumah. Bayti jannati yang dilaksanakan secara bersama-sama oleh ibu dan bapaknya. Selain itu, harus dijaga adab-adabnya sampai sejauh mana interaksi anak-ibu-bapak dapat berlangsung.
Memang benar bahwa tanggung jawab pendidikan anak ada ditangan seorang ibu karena secara alamiah seorang anak sudah melekat dengan ibunya. Akan tetapi seorang ayah memiliki peranan yang sangat besar dalam mendidik anak, karena seorang ayah bertanggungjawab untuk memikirkan strategis pola pendidikan anak-anaknya dan ibu sebagai implementatornya. Perhatikan pula bahwa anak memiliki tiga hak yang wajib dipenuhi oleh orangtuanya yaitu:

1] ayahnya wajib mencari ibu yang baik (sholihah)

2] memberi nama yang baik

3] mengajarkan Qur’an

Dalam jaman sekarang ini, acapkali kita temui dilema wanita atas karir atau berumah tangga. Islam yang mengatur segala aspek kehidupan manusia sampai sekecil-kecilnya memberi solusi terbaik : saling menyelaraskan antara karir dan rumahtangga.
Jangan sampai antara pekerjaan yang satu dengan yang lainnya saling terdzalimi. Karir dengan pekerjaan rumah tangga harus berjalan paralel dan dikelola dengan baik [QS Al Ahzab:35].
Surat Al Ahzab ayat 35 ini merupakan ayat yang menerangkan orientasi antara pria dan wanita. Orientasi pria keluar rumah karena pria berkewajiban mencari nafkah, sedangkan orientasi wanita di dalam rumah karena wanitalah yang paling mahir mengelola urusan-urusan rumah tangga sehingga wanita tidak memiliki kewajiban mencari nafkah.
Orientasi dalam paragraph diatas berdasarkan pemahaman bahwa kodrat seorang pria secara naluri memikirkan hal-hal yang “besar” sehingga dikatakan orientasi pria adalah keluar rumah. Sebaliknya, dengan orientasi wanita yang secara naluriah lebih m memperhatikan urusan-urusan atau hal-hal yang “kecil” maka dikatakan wanita berorientasi di dalam rumah.
Pemahaman dari ayat ini tidaklah berarti isteri tidak boleh keluar rumah dan bermanfaat bagi masyarakat, pun tidak berarti suami tidak boleh membantu urusan rumah tangganya. Hak seorang isteri untuk memperoleh kebaikan suaminya membantu pekerjaan rumah tangga dan hak seorang suami untuk mendapatkan kebaikan isterinya yang bekerja mencari nafkah. Dengan demikian keduanya harus saling ta’awun. Apabila dalam kenyataannya terjadi bahwa isteri tidaklah sesuai dengan harapan suami, maka suami wajib mendidik isteri dengan baik sesuai dengan Syari’at.

Disadur dari artikel "Bagaimana Islam Memandang Wanita" oleh Humas YISC (Youth Islamic Study Club) Al-Azhar

23 Februari 2009

Lentera Hati

Oleh: Ari Darwati

Dalam jiwa yang terkapar
Ku terhempas menggelepar
Diantara puing hati yang hinggar
Ku coba untuk bersabar

Bayang masa lalu ikat hatiku
Kecewaku memburu rapuh
Tak terbayangkan pilu
Kumenangis diantara bisu

Ya Allah,
Tiada kuasa jiwaku berontak
Kusebut nama-MU dalam jiwaku yang hampa
"Tolong hamba yang tercebur dalam dosa "

Kuatkan kaki ini melangkah
Teguhkan iman dari putus asa
Biaskan jiwa ini dalam fitrah
Lepaskan hati kami dari belenggu khilaf

Aku datang kepada-MU ya Allah,
Sirami keringnya hati kami dengan cinta
Dekap tubuh kami dengan hidayah
Sinarilah jalan kami dengan lentera

Hanya kepada-MU hidup kami berserah
Kuasa-MU menegakkan jagat raya
Kasih sayang-MU tak tersaingi
Cinta-MU ada dimana-mana

Ya Allah,KAU-lah Tuhan kami
Maha Agung dan Maha Suci
Bagai Lentera terangi hati
Tiada pernah pergi walau sepi

20 Februari 2009

Saat Cinta Bersimpuh Pilu

Hari kian merambat malam jarum jam menunjukkan angka dua belas detik ke satu dini hari. Sementara cuaca tidak bisa diajak kompromi hujan sejak tadi sore turun hingga sekarang belum juga reda dan rintik-rintik. Di koridor masjid depan rumahku tampak seorang ibu muda dengan memakai busana muslim bersama seorang bocah kecil laki-laki sekitar usia 4 tahun tengah berteduh menanti hujan reda. Nuraniku menggelitik,..sedang apa ibu itu? kemana suaminya???...( bersambung )

19 Februari 2009

Cinta Dalam Islam

Cinta seorang laki-laki kepada wanita dan cinta wanita kepada laki-laki adalah perasaan yang manusiawi yang bersumber dari fitrah yang diciptakan Alloh Subhanallohu wa Ta’ala di dalam jiwa manusia, yaitu kecenderungan kepada lawan jenisnya ketika telah mencapai kematangan pikiran dan fisiknya. Sebagaimana Firman Alloh Subhanallohu wa Ta’ala, yang artinya: “Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri , supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya , dan dijadikan-Nya diantara kamu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar- benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir” (QS. Ar Rum: 21).

Cinta pada dasarnya adalah bukanlah sesuatu yang kotor, karena kekotoran dan kesucian tergantung dari bingkainya. Ada bingkai yang suci dan halal dan ada bingkai yang kotor dan haram. Cinta mengandung segala makna kasih sayang, keharmonisan, penghargaan dan kerinduan, disamping mengandung persiapan untuk menempuh kehiduapan dikala suka dan duka, lapang dan sempit. Cinta Adalah Fitrah Yang Suci Cinta bukanlah hanya sebuah ketertarikan secara fisik saja. Ketertarikan secara fisik hanyalah permulaan cinta bukan puncaknya.

Dan sudah fitrah manusia untuk menyukai keindahan.Tapi disamping keindahan bentuk dan rupa harus disertai keindahan kepribadian dengan akhlak yang baik. Islam adalah agama fitrah karena itulah islam tidaklah membelenggu perasaan manusia. Islam tidaklah mengingkari perasaan cinta yang tumbuh pada diri seorang manusia .Akan tetapi islam mengajarkan pada manusia untuk menjaga perasaan cinta itu dijaga , dirawat dan dilindungi dari segala kehinaan dan apa saja yang mengotorinya. Islam membersihkan dan mengarahkan perasaan cinta dan mengajarkan bahwa sebelum dilaksanakan akad nikah harus bersih dari persentuhan yang haram.

Menikah Tanpa Cinta Adakalanya sebuah pernikahan terjadi tanpa dilandasi oleh cinta. Mereka berpendapat bahwa cinta itu bisa muncul setelah pernikahan. Islam memandang bahwa faktor ketertarikan merupakan faktor yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Islam melarang seorang wali menikahkan seorang gadis tanpa persetujuannya dan menghalanginya untuk memilih lelaki yang disukainya seperti yang termuat dalam Al Qur’an dan Al Hadist Firman Alloh Subhanallohu wa Ta’ala, yang artinya: “Maka janganlah kamu (para wali) menghalangi mereka kawin dengan bakal suaminya” (QS. Al Baqarah: 232).

“Dari Ibnu Abbas rodhiyallahu anhu , bahwa seorang wanita datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alahi wa sallam , lalu ia memberitahukan bahwa ayahnya telah menikahkannya padahal ia tidak suka , lalu Rasulullah shalallahu ‘alahi wa sallam memberikan hak kepadanya untuk memilih” (HR Abu Daud).

Karena yang menjalani sebuah pernikahan adalah kedua pasangan itu bukanlah wali mereka. Selain itu seorang yang hendak menikah hendaknyalah melihat dahulu calon pasangannya seperti termuat dalam hadist: “Apabila salah seorang dari kamu meminang seorang wanita maka tidaklah dosa atasnya untuk melihatnya, jika melihatnya itu untuk meminang, meskipun wanita itu tidak melihatnya” (HR. Imam Ahmad) Memang benar dalam beberapa kasus, pasangan yang menikah tanpa didasari cinta bisa mempertahankan pernikahannya.

Tapi apakah hal ini selalu terjadi, bagaimana bila yang terjadi adalah sebuah neraka pernikahan, kedua pasangan saling membenci dan saling mencaci maki satu sama lain. Sebuah pernikahan dalam islam diharapkan dapat memayungi pasangan itu untuk menikmati kehidupan yang penuh cinta dan kasih sayang dengan mengikat diri dalam sebuah perjanjian suci yang diberikan Alloh Subhanallohu wa Ta’ala.

Karena itulah rasa cinta dan kasih sayang ini sudah sepantasnya merupakan hal yang harus diperhatikan sebelum kedua pasangan mengikat diri dalam pernikahan. Karena inilah salah satu kunci kebahagian yang hakiki dalam menyikapi problematika rumah tangga nantinya. (Agus)

18 Februari 2009

Delapan Hadiah Terindah

Aneka kado ini tidak dijual. Anda bisa menghadiahkannya setiap saat dan tak perlu membeli! Meski begitu, delapan (8) macam kado ini adalah hadiah terindah dan tak ternilai bagi orang-orang yang Anda sayangi...

1. Kehadiran

Kehadiran orang yang dikasihi rasanya adalah kado yang tak ternilai harganya. Memang kita bisa juga hadir di hadapannya lewat surat,telepon, foto,atau faks. Namun dengan berada di sampingnya, Anda dan dia dapat berbagi perasaan, perhatian, dan kasih sayang secara lebih utuh dan intensif. Dengan demikian, kualitas kehadiran juga penting. Jadikan kehadiran Anda sebagai pembawa kebahagiaan.

2. Mendengar

Sedikit orang yang mampu memberikan kado ini. Sebab, kebanyakan orang lebih suka didengarkan, ketimbang mendengarkan sudah lama diketahui bahwa keharmonisan hubungan antar manusia amat ditentukan oleh kesediaan saling mendengarkan. Berikan kado ini untuknya. Dengan mencurahkanperhatian pada segala ucapannya, secara tak langsung kita juga telah menumbuhkan kesabaran dan kerendahan hati. Untuk bisa mendengar dengan baik, pastikan Anda dalam keadaan betul-betul relaks dan bisa menangkap tuh apa yang disampaikan. Tatap wajahnya. Tidak perlu menyela,mengkritik, apalagi menghakimi. Biarkan ia menuntaskannya, ini memudahkan Anda memberikan tanggapan yang tepat setelah itu. Tidak harus berupa diskusi atau penilaian. Sekedar ucapan terima kasihpun akan terdengar manis baginya.

3. Diam

Seperti kata-kata, di dalam diam juga ada kekuatan. Diam bisa dipakai untuk menghukum, mengusir, atau membingungkan orang. Tapi lebih dari segalanya, diam juga bisa menunjukkan kecintaan kita pada seseorang karena memberinya "ruang". Terlebih jika sehari-hari kita sudah terbiasa gemar menasihati, mengatur, mengkritik, bahkan mengomel.

4. Kebebasan

Mencintai seseorang bukan berarti memberi kita hak penuh untuk memiliki atau mengatur kehidupan orang bersangkutan. Bisakah kita mengaku mencintai seseorang jika kita selalu mengekangnya? Memberi kebebasan adalah salah satu perwujudan cinta. Makna kebebasan bukanlah "Kau bebas berbuat semaumu". Lebih dalam dari itu, memberi kebebasan adalah memberinya kepercayaan penuh untuk bertanggung jawab atas segala hal yang ia putuskan atau lakukan.

5. Keindahan

Siapa yang tak bahagia, jika orang yang disayangi tiba-tiba tampil lebih ganteng atau cantik? Tampil indah dan rupawan juga merupakan kado lho. Bahkan tak salah jika Anda mengkadokannya tiap hari! Selain keindahan penampilan pribadi, Anda pun bisa menghadiahkan keindahan suasana dirumah. Vas dan bunga segar cantik di ruang keluarga atau meja makan yang tertata indah, misalnya.

6. Tanggapan Positif

Tanpa sadar, sering kita memberikan penilaian negatif terhadap pikiran,sikap,atau tindakan orang yang kita sayangi. Seolah-olah tidak ada yang benar daridirinya dan kebenaran mutlak hanya pada kita. Kali ini, coba hadiahkan tanggapan positif. Nyatakan dengan jelas dan tulus. Cobalah ingat, berapa kali dalam seminggu terakhir anda mengucapkan terima kasih atas segala hal yang dilakukannya demi Anda. Ingat-ingat pula, pernahkah Anda memujinya. Kedua hal itu, ucapan terima kasih dan pujian (dan juga permintaan maaf) adalah kado indah yang sering terlupakan.

7. Kesediaan Mengalah

Tidak semua masalah layak menjadi bahan pertengkaran. Apalagi sampai menjadi cekcok yang hebat. Semestinya Anda pertimbangkan, apa iya sebuah hubungan cinta dikorbankan jadi berantakan hanya gara-gara persoalan itu? Bila Anda memikirkan hal ini, berarti Anda siap memberikan kado "kesediaan mengalah". Okelah, Anda mungkin kesal atau marah karena dia telat datang memenuhi janji. Tapi kalau kejadiannya baru sekali itu, kenapa musti jadi pemicu pertengkaran yang berlarut- larut? Kesediaan untuk mengalah juga dapat melunturkan sakit hati dan mengajak kita menyadari bahwa tidak ada Manusia yang sempurna di dunia ini.

8. Senyuman

Percaya atau tidak, kekuatan senyuman amat luar biasa. Senyuman, terlebih yang diberikan dengan tulus, bisa menjadi pencair hubungan yang beku, pemberi semangat dalam keputusasaan, pencerah suasana muram, bahkan obat penenang jiwa yang resah. Senyuman juga merupakan syarat untuk membuka diri dengan dunia sekeliiling kita. Kapan terakhir kali Anda menghadiahkan senyuman manis pada orang yang dikasihi?

16 Februari 2009

Cintaku PadaMu

Sebuah ucapan yang sarat makna untuk kita renungkan sama-sama adalah seperti ucapan Rasululloh di mana dapat kita jadikan cermin untuk menatap kehidupan untuk saat ini, " Seorang mukmin tidak boleh dua kali jatuh dalam lubang yang sama." (Shahih Muslim)